Moral Anak dan Pola Asuh Menurut Islam
Insan Dunya, Jakarta- Masa anak-anak merupakan masa gemilang untuk dibentuk kepribadiannya. Masa depan anak sangat tergantung pada cara orang tua dalam mendidiknya saat anak masa kecil. Ini dikarenakan, masa kecil merupakan masa yang paling efektif untuk diberikan pondasi dan stimulus pengembangan awal potensi-potensi, baik pengetahuan maupun akhlak anak. 

Pelajaran mengenai Akhlak menjadi suatu kebutuhan yang penting sekali bagi anak, sehingga anak dapat dapat berakhlak baik di kehidupannya. Sebaliknya, mengabaikan persoalan akhlak akan menjadikan anak berakhlak buruk.
Maka dari itu, sejak masa awal pertumbuhan anak, orang tua harus mengedepankan pendidikan akhlak. Sebagian besar manusia yang menyimpang akhlaknya tidak lain disebabkan pendidikan yang salah di masa kecilnya.

Permasalahan
Banyaknya fenomena amoral saat ini menjadi bukti nyata adanya krisis akhlak. Majunya teknologi dan peradaban harusnya menjadi kebanggaan namun timpang karena tidak diiringi oleh moral. Hal ini jelas bukan menjadi sebuah kebanggaan namun sebuah polemik ditengah masyarakat. 

Dalam pandangan islam, Mengasuh dan mendidik anak merupakan hal penting yang diperhatikan. Anak merupakan generasi penerus perjuangan di masa depan. Pola asuh orang tua menjadi peranan penting suksesnya seorang anak. Sesungguhnya setiap anak memiliki potensi, namun hal itu perlu dikelola agar berkembang dengan maksimal. itupun jika diasah dengan baik oleh lingkungan keluarga. Dengan demikian, tugas orang tua bukan hanya sekedar menjadi induk yang membesarkan anak kemudian melepaskannya. Akan tetapi, memiliki misi yang sangat agung yakni merawat dan mendidik anak hingga ia menjadi individu yang bermoral dan bermanfaat untuk umat. 

Pola Asuh seperti apa yang harus Orang Tua beri untuk anak?
Dikutip dari Jurnal Studi Keislaman, Pola asuh anak dalam islam lebih mengarah kepada praktik pengasuhan. Karena praktik Pengasuhan diyakini dapat lebih berpengaruh pada anak. Metode pola asuh tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Pola asuh yang bersifat keteladanan
Orang tua sebagai pendidik, hal yang harus diberikan adalah keteladanan. Terlebih dahulu pendidik harus melaksanakan apa yang nantinya disampaikan. Karena yang menjadi perhatian anak tidak hanya apa yang disampaikan saja, namun siapa yang menyampaikannya. Keteladanan yang baik akan mudah diterima oleh anak daripada hanya berupa nasehat-nasehat saja. 

2. Pola asuh yang bersifat pembiasaan
Orang tua harus mempunyai sifat tidak pernah putus asa dalam mendidik anak. Selalu mengajak berulang kali untuk melakukan kebaikan sampai anak menyadari bahwa melakukan hal yang baik menjadi suatu kebiasaan. Setelah sadar maka akan mudah anak untuk melakukan perihal yang baik dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya beban.

3. Pola asuh yang bersifat nasihat
Pola asuh ini mengandung beberapa hal:
a. Seruan atau ajakan yang menyanangkan disertai dengan penolakan yang lemah lembut jika memang ada perilaku anak yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
b. Metode cerita yang disertai perumpamaan yang mengandung pelajaran dan nasihat.

4. Pola asuh dengan perhatian dan pengawasan
meliputi perhatian dalam pendidikan sosialnya, terutama praktik dalam pembelajarannya, pendidikan spiritual, moral, dan konsep pendidikan yang berdasarkan imbalan (reward) dan hukuman (punishment) terhadap anak.

semoga bermanfaat.


 Sumber
 Cendikia : Jurnal Studi Keislaman, Cendikia