Insan Dunya. Mudik |
Insan Dunya, Jakarta- Mudik atau Pulang kampung, dua kata yang berbeda namun
mempunyai makna yang sama. Mudik lebaran tentunya mempunyai makna yang berbeda,
karena dilaksanakan hanya di waktu Hari Raya Idul Fitri. Menjadi suatu
rutinitas seorang perantau pulang ke kampung halaman untuk bertemu sanak
saudara.
Fenomena Pandemic
Sungguh siapa yang akan menduga fenomena pandemic ini
terjadi. Seluruh negeri merasakan imbas yang mendalam. Siapa yang membuat kejadian luar biasa ini,
tentu hanya sang pencipta Bumi ini mengetahuinya. Banyak kabar beredar bahwa
banyak pengusaha yang harus memPHK karyawannya akibat omset yang terus menurun Sehingga
pihak Manajemen tak mampu menggaji. Ojek online yang biasa membawa penumpang
lebih dari cukup sekarang harus gigit jari memutar otak berfikir apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuha keluarga. Negara kita yang sedang gencar-gencarnya
menaikkan ekonomi namun harus Istirahat sebentar untuk dapat mengatasi keadaan
sekarang ini.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan demi kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah, namun
menuai pro dan kontra oleh sebagian besar masyarakat. Kebijakan itu mulai dari
dilarangnya angkutan umum hingga ojek online mengangkut penumpang, dilarangnya
karyawan bekerja di kantor, masyarakat tak boleh keluar rumah kecuali kondisi
yang mendesak. Diterapkanya PSBB oleh pemerintah agar roda ekonomi pemerintah
indonesia tetep berjalanan.
Bagi pekerja kantor bekerja dirumah bukan suatu masalah
karena koordinasi masih bisa dilakukan lewat internet. Namun untuk karyawan dibidang
pelayanan atau yang lain, mereka harus tetap berangkat. Lalu bagaimana pedagang ? bagi pedagang
sembako keadaan pandemic ini kemungkinan tidak ada masalah karena setiap rumah
tangga pasti membutuhkan sembako namun untuk pedagang selain itu, mereka harus
kehilangan pendapatan. Padahal mereka harus membayar biaya kontrak ruko yang
jumlahnya tidak sedikit. Bahkan ada keluarga yang telah kelaparan karena tidak
adanya pendapatan saat ini. Mengenai PSBB, menurut sebagian pengamat politik pilihan
ini tidak tepat karena pemerintah kurang peduli dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Masyarakat harus dirumah saja, tapi bantuan negara tak
kunjung datang.
Hal ini menjadi polemik masyarakat yang terkena imbas
pendemic. Setengah hari saja perut kosong pasti minta untuk diisi, apalagi sebulan
disaat krisis pendapatan seperti ini. Penulis berpendapat Negara haruslah
peduli dengan kondisi saat ini.
Baru-baru ini ada kabar baik, bantuan negara sudah
berdatangan khusus untuk daerah pandemic. Namun ini bisa dikatakan sangat
lamban. Pandemic muncul di indonesia awal bulan maret namun bantuan negara datang
sekitar Mei.
Ada sebuah bahasan di Media mengenai penanganan pemerintah
yang di anggap kurang serius mengatasi masalah ini. Hal itu di karenakan ditengah masa pendemic
seperti ini pemerintah memunculkan program kartu pra kerja yang di anggap kaum
pengamat politisi kurang transparansi dan dianggap kurang efektif. Juga Mengenai TKA
china yang masuk secara sembunyi-bunyi padahal ini bukan waktu yang tepat karena
disisi lain masih banyak warga indonesia yang menganggur. terakhir adalah soal
ABK Indonesia yang dipekerjakan seperti budak Kapal China.
Bukankah ini
membuktikan kualitas pemerintah kita? Itu adalah penampakan yang hanya
terlihat di Media. Penulis berharap sesungguhnya Pemerintah mempunyai kualitas yang
lebih dari bagus sesuai harapan masyarakat.
Semoga Pak
Presiden selalu diberikan kesehatan dan ketentraman oleh Allah Subhanallahu Taala.
Memilih
Tidak Mudik
Sebagai
manusia di dunia semestinya kita membawa suatu manfaat, jika tidak maka jadilah
manusia yang tidak membuat kerusakan. Memutuskan untuk tidak mudik adalah suatu
pilihan. Penulis merasa inilah satu-satunya cara untuk membantu pemerintah
serta tenaga kesehatan untuk mengurangi penyebaran virus covid-19 penyebab
pandemic ini dan secara tidak langsung agar Pandemic ini segera mereda.
Berharap ada
waktu pengganti Mudik lebaran tahun ini, sehingga kami bisa melaksanakan
tradisi Silahturahmi yang tertunda.
Untuk
pemerintah, ini lah pilihan kami. Semoga Indonesia bisa Bertahan di masa yang
Unpredictable ini. Tetep jaya Indonesia ku.
0 Komentar